Ken Fauzy Blog's

  Stop dan jangan nonton! Kalau kamu berharap film ini akan menjadi semanis film-film putri di sebuah kerajaan ala Walt Disney. Ya, opening film yang memperlihatkan seorang putri raja tengah tertidur lemah di atas sebuah ranjang di dalam sebuah menara istana sebagai tahanan, seakan menggiring penonton untuk menduga kalau putri raja ini akan menjadi seperti Cinderella atau Sleeping Beauty yang sedang menunggu kehadiran seorang pangeran untuk menolongnya, tapi ternyata kita semua salah. Putri itu bangun lalu mematahkan ibu jarinya sendiri untuk melepaskan tangannya dari borgol kemudian bertarung melawan penjaganya! Hohoho, sungguh badass bukan? Film ini bertentangan dengan film putri raja yang selama ini kita tahu. Putri raja yang manis, cantik, lemah dan butuh perlindungan dari seorang pangeran. Di film ini tidak ada tipikal putri itu, jadi film ini akan membuyarkan fantasi kita yang terbiasa menonton film-film tentang putri kerajaan ala Disney hehehe. Tidak ada pangeran yang datang d

Nama Michael Bay, bagi penggemar nonton film sudah tak asing lagi, siapa yang ga tau sama sutradara penghasil film-film keren ini? Saat tahu film Ambulance ini dibesut oleh Michael Bay, maka aku memasang harapan tinggi. Sengaja juga sebelum menonton film ini, tidak melihat trailer-nya atau review-review-nya dulu, dengan tujuan aku tidak ingin pikiran dan kenikmatan nontonku terganggu. Maka saat film ini rilis, aku segera nonton tanpa ragu. Harapan yang sudah aku pasang tinggi pada film ini, ternyata … tidak sia-sia! Film ini keren abis, literally seru gila, ampe mau meninggal nontonnya, begitu kalau kata anak Jaksel mah hehehe. Tapi memang betul kok, filmnya sangat seru. Dari awal film ini dibuka tidak banyak cingcong untuk mengenalkan karakter atau pendalaman karakter terlebih dulu, pengenalan karakter ini dilakukan sambil jalan sehingga pace film sudah berjalan cepat dari awal film. Bay seakan menyeret lalu ngejorogin kita untuk ikut arus cepat film ini tanpa repot-repot harus kena

  Aku sudah tahu kalau film ini akan menjadi film aksi komediringan seperti yang lainnya, jadi bukan sebuah hal yang baru, tapi melihat Kevin Hart dan Woody Harrelson beradu akting di film bergenre ini, nah ini yang baru buatku, maka aku putuskan untuk menonton. Tidak berharap apa-apa saat menonton film ini, karena niatnya cuma pengen ketawa dan ya beberapa adegan memang membuat aku tertawa terbahak. Hart sungguh pintar memainkan mimik, intonasi suara, gestur serta dialog-dialog yang menggelitik. Ya, ya, ya … ini sudah dilakukannya di film-film lain, tapi buatku tetep lucu aja. Adegan-adegan kocak diselingi adegan aksi terus berjalan sampai di akhir film, membuat kita ga ngantuk. Adegan-adegan aksinya juga ga digarap asal, seperti adegan perkelahian di pesawat itu seru dan ada lucunya juga. Tapi jangan tanya soal kualitas cerita, kita tahu, ini cerita komedi aksi yang ringan, sehingga dialog-dialognya juga ya ringan, plot ceritanya mudah banget diikuti. Poin bagusnya adalah chemistry

  Review jujur dariku adalah film ini tidak memuaskan dan tidak mengejutkan lagi. Aku selalu menonton film tentang Jurrasic ini, tidak mengeluh soal tekhnik CGI-nya yang semakin luar biasa dan membuat para dinosaurus itu menjadi sangat hidup. Aku hanya kecewa melihat film ini menjadi sangat biasa, elemen kejutannya sudah tidak ada dan semua bisa diduga. Berharap di film ini akan terjadi sesuatu yang berbeda, sesuatu yang “besar” dan “mengejutkan” dari film-film Jurrasic sebelumnya ternyata malah hanya mengulangi adeganasdegan di film sebelumnya. Seperti adegan perkelahian antara dinosaurus yang sudah pernah dilihat di Jurrasic sebelumnya, adegan kejar-kejaran antara manusia dan spesies dinosaurus yang berbahaya yang akhirnya pasti hanya “nyaris kena” kecuali bukan pemeran utama. Sudah bisa diduga. Sebagai fans film Jurrasic, aku selalu excited kalau lanjutan-lanjutan film ini rilis tapi sepertinya mereka, para pembuat film ini harus mencari elemen-elemen baru yang bisa membuat film

  Premis dari film ini yaitu, “Gimana kalau bulan keluar dari orbitnya?” Dari situ cerita dikembangkan menjadi –bukan lebih bagus buatku- tapi sulit untuk dipahami dan ga rasional hehehe. Sebuah film katastropi yang awalnya menjanjikan buatku, sebuah film bencana yang mengerikan. Melihat kondisi bumi akibat bulan yang keluar dari orbitnya yang menimbulkan berbagai kekacauan cuaca serta hujan meteor. Didukung dengan teknik CGI yang mumpuni dan scoring yang menguatkan adegan membuat kita yang menonton fenomena aneh akibat anomali bulan ini jadi merinding. Roland Emmerich membuktikan sebagai sutradara, ia bisa menyuguhkan sebuah adegan bencana yang dahsyat, sayangnya, film berkembang menjadi sulit dipahami, apalagi setelah film memasuki bagian akhir penjelasannya yaitu saat sekelompok astronot -Halle Berry, Patrick Wilson dan John Bradley- berhasil memasuki inti bulan untuk mengetahui apa yang menyebabkan bulan keluar dari orbitnya, maka kalian akan tercengang dan berkata, “Hah? Kok git

Sandra Bullock, Channing Tatum, Brad Pitt dan Daniel Radcliffe adalah nama-nama besar di dunia perfilman dan mereka semua ada di satu film, jadi wajar aku sangat berekspektasi tinggi untuk film bertema petualangan, komedi dan romansa ini. Berharap bisa seseru Indiana Jones dicampur Romancing The Stone tapi film ini malah kedodoran di cerita dan chemistry antara pemain. Bullock dan Tatum yang dipasangkan menjadi sejoli tidak memperlihatkan adanya chemistry antara mereka. Mereka terlihat kaku, kagok dan ga segreget Turner dan Douglas di Romancing The Stone. Karakter Pitt sebetulnya cukup menghidupkan film tapi sayang hanya muncul sekilas. Radcliffe sebagai antagonis menjadi poin plus, membuat film ini jadi ga terasa hambar. Untuk filmnya sendiri, dari sisi petualangannya tidak seseru dan semenegangkan Indiana Jones, dari sisi komedinya yah ada beberapa dialog juga adegan yang lucu dan membuat tersenyum. Jadi, sebagai kesatuan film, lumayanlah untuk hiburan tapi jangan berharap banyak

  Kisahnya menarik dan sangat relate dengan tekhnologi jaman sekarang yang kita pakai. Bercerita tentang seorang pekerja teknik program yang menderita agoraphobia menemukan rekaman suara kejahatan yang menimpa seorang gadis, ia harus melaporkan kasus ini tapi ia harus berhadapan dengan hal yang paling ditakutinya yaitu keluar dari apartemen karena penyakitnya. Alurnya rapi, enak banget buat diikuti. Pace cerita sedang, tidak terlalu cepat juga tidak membosankan. Akting Zoe Kravitz sebagai penderita agoraphobia sangat bagus meski pada kenyataannya penderita agoraphobia tidak bisa secepat itu beradaptasi dengan kondisi luar, mungkin tidak parah sakitnya hehehe. Kita juga tahu kualitas seorang Steven Soderbergh dalam melahirkan film-film yang berkualitas bagus, baik dari penceritaan, kamera angle sampai skenario. Intinya sih film ini layak banget buat ditonton dan tidak mengecewakan. Rating : 7 / 10.

Tidak ada pemeran dari film ini yang aku kenal juga belum pernah lihat trailer -nya, jadi saat memilih menonton film ini, murni hanya berdasarkan dari poster filmya aja. Ternyata filmnya ga jelek-jelek amat. Alur ceritanya mudah diikuti, pacenya cepat tidak membosankan, akting para pemerannya juga lumayan untuk ditonton. Film berkisah tentang seorang gadis yang terjebak badai salju lalu bergabung dengan beberapa orang di sebuah shelter perlindungan untuk menunggu badai salju selesai. Di penampungan itu ia menemukan seorang anak kecil yang diculik di dalam sebuah mobil. Ia menduga salah satu orang di penampungan itu adalah penculiknya maka ia mulai mencari tahu dan saat pelakunya diketahui, nyawanya pun terancam. Dari awal film ini ga membosankan. Adegan per adegan enak buat diikuti dan memunculkan ketegangan. Ditambah unsur badai salju yang membuat suasana menjadi mencekam. Meski ada beberapa kejanggalan nampak di beberapa adegan tapi tetap tidak menghilangkan keseruan filmnya. Oya, a

  Ini salah satu film random yang aku tonton. Belum pernah lihat trailer-nya, ga tau para pemainnya, ga ada yang terkenal. Jadi ya iseng aja. Melihat rumah produksinya Saban yang biasa bikin flm-flm kelas B, yang sering dibintangi Bruce Willis, bujet rendah, wkwkwkw … aku sudah ga berharap banyak. Dari kualitas kamera juga ga istimewa, seperti lihat kualitas gambar sinetron. Dari tone warna juga begitu. Aku pikir kalau sampai setengah film membosankan maka aku akan berhenti nonton tapi ternyata aku salah. Malah film baru berjalan seperempat, cerita menjadi menarik. Jadi ini mengisahkan dua orang perempuan pemanjat tebing yang bertemu dengan sekelompok pria pemanjat tebing di kawasan pegunungan. Salah seorang dari kelompok pria itu berusaha melecehkan salah seorang dari perempuan tersebut. Kondisi makin rumit ketika perempuan tersebut tewas dan keempat pria itu terekam oleh kamera teman perempuan yang tewas. Maka dikejarlah perempuan itu untuk diambil kameranya agar tidak menjadi buk

  Menonton flm See For Me ini aku berharap tinggi karena sinopsis yang menarik banget, jadi aku udah ngebayangin film ini bakal wow nih. Meski agak-agak berbau “Don’t Breathe”, tapi sebetulnya film ini lebih menjanjikan dan bisa mejadi jauh lebih keren. Sinopsisnya tentang seorang gadis buta yang bekerja menjadi penjaga rumah orang kaya didatangi gerombolan perampok dan dengan menggunakan aplikasi See For Me (yaitu aplikasi yang membantu para tuna netra untuk melihat melalui komunikasi video call dengan para relawan di aplikasi tersebut), ia berusaha meloloskan diri dari para perampok. Ketegangan yang dibangun dari awal film sudah berjalan sangat baik. Awalnya penonton diajak untuk berkenalan dengan tokoh utama dan apa yang menyebabkannya menjadi buta, diperkenalkan juga dengan aplikasi See For Me ini sehingga penonton mengerti cara kerjanya. Dari tone warna yang menonjolkan warna-warna deep, seakan menyiratkan pada penonton sebuah cerita misteri. Kemudian ketegangan makin terasa i

  Menonton film ini sangat menikmati keindahan kapal uap yang tampak fantastis serta Gal Gadot yang menawan. Untuk ceritanya sendiri tidak terlalu istimewa, bercerita tentang sebuah pembunuhan di sebuah kapal uap yang menelusuri sungai Nil dan kasusnya dipecahkan oleh seorang detektif terkenal bernama Hercule Poirot. Bagi yang belum tahu, Hercule Poirot adalah tokoh detektif yang ditulis oleh Agatha Christie dalam novel-novel detektifnya. Kenapa cerita ini buatku tidak terlalu istimewa? Karena mudah ditebak siapa pelaku kejahatannya bahkan bagi yang belum pernah membaca novelnya. Tidak butuh sampai setengah film, di awal film, saat Simon, Jacqueline dan Linnet bertemu di sebuah pesta dansa, aku sudah bisa menebak siapa penjahatnya hehehe. Mungkin karena struktur cerita gaya Agatha Christie ini sudah out of date buatku, jadi sudah hapal alurnya, sehingga dengan mudah bisa nebak siapa pelakunya. Sepertinya film ini dibuat untuk penggemar Agatha Christie, tapi buat penggemar film detekt

  Jadi film ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi di awal era 1500-an. Tentang seorang wanita bersuami yang dilecehkan dan ketika wanita tersebut mengungkap soal pelecehan tersebut, posisinya malah berada dalam bahaya. Kisah ini sangat menghebohkan di masanya bahkan masih menjadi misteri kebenarannya. Dibintangi aktor-aktor berkelas, seperti Matt Damon, Ben Affleck, Adam Driver, Jodie Corner dll. Maka tidak usah diragukan lagi soal kualitas akting di film ini, yang tentu saja akan bagus. Skenario ini digarap sendiri oleh Matt Damon, Ben Affleck dan Nicole Holofcener selama setahun dan sudah dipersiapkan bahkan sebelum pandemi dimulai. Yang menarik dari hasil kolaborasi mereka itu adalah, film ini dibangun dari tiga sudut pandang yang berbeda. Pertama dari sudut pandang sang suami, kedua dari sudut pandang sang istri dan terakhir dari sudut pandang terduga pelaku pelecehan. Penonton diajak melihat bagaimana ketiga tokoh ini saling mengarang cerita, membuat alibi, hingga memunculkan

  Para penggemar Jason Bourne harus bersiap melihat tokoh jagoannya di sini hanya menjadi seorang ayah yang pecundang. Aku pun ga sangka melihat peran Matt Damon di sini jauh dari tokoh jagoan yang diperankannya itu karena pada awalnya aku pikir film ini adalah film aksi, ternyata bukan. Film ini menceritakan hubungan antara ayah dan anak, Bill Baker (Matt Damon) dan Allison Baker (Abigail Breslin) yang naik turun. Bagi Alli, Bill adalah seorang ayah yang payah, ga bisa diandalkan dan pecundang tapi bagi Bill, Alli adalah segalanya. Mereka adalah ayah dan anak yang berasal dari kampung bernama Stillwater. Penampilan Damon pun dibentuk seperti “Bapak-bapak” dari kota pinggiran banget. Lama-lama kita melihat Damon di situ sebagai Bill bukan Bourne lagi. Ketika Alli kuliah di kota dan dipenjara karena dituduh membunuh serta tidak ada yang bisa menolongnya, maka Bill yang membantunya meski Alli memandangnya sebelah mata dan tidak yakin ayahnya bisa menolonnya. Bill tidak menyerah ia terus

  Spencer adalah sebuah film drama psikologi biografi tentang Putri Diana saat mengambil keputusan untuk mengakhiri pernikahannya dengan Pangeran Charles dan meninggalkan keluarga kerajaan Britania Raya. Film ini berjalan pelan tapi tidak membosankan buatku. Adegan-adegan yang ditampilkan mengenai kebiasaan keluarga kerajaan sungguh menarik, membuat kita yang hanya orang biasa jadi geleng-geleng kepala. Tak aneh kalau Putri Diana ga betah di istana. Buat yang tidak suka pace cerita pelan pasti akan bosan, sebaiknya jangan nonton nanti tidur di tengah film. Aku suka banget dengan akting Stewart di sini. Gestur, intonasi dan logatnya sungguh menjelma menjadi Putri Diana. Saking bagusnya Stewart memerankan tokoh putri yang dicintai banyak orang ini, ga habis-habisnya aku berpikir ini Stewart atau film dokumenter Putri Diana sebenarnya sih? Sempurna kalau buatku. Ada adegan favoritku di mana Putri Diana tertangkap basah sedang mencuri makanan di dapur karena lapar -aku baru tau, ternyata s

  Sebuah film Korea yang seru buatku. Sepanjang cerita kita akan dibawa mengikuti kejar-kejaran seru antara psikopat dan gadis tuli ini. Bagaimana si psikopat ini pintar mengelabui orang-orang dan menyakini mereka kalau gadis tuli ini adalah adiknya, meski si gadis tuli telah menjelaskan pada orang-orang bahwa ia membutuhkan pertolongan, tetapi karena tidak semua orang mengerti bahasa isyarat maka penjelasan gadis tuli itu tidak ada yang mengerti. Ketegangan dalam film ini tidak terlalu terasa buatku, yang terasa adalah serunya mereka saling kejar mengejar melewati gang-gang sunyi hingga keramaian pertokoan. Meski ada beberapa kejanggalan di dalam film ini, salah satunya, saat si gadis memarkirkan mobil dan meninggalkan ibunya di pinggir jalan untuk menunggu, buatku jadi pertanyaan, kok markir mobilnya jauh amat terus kenapa ga diajak aja ibunya sekalian? Tapi ini tidak mengurangi keseruan filmya sih. Layak buat ditonton, tidak bikin ngantuk, pacenya cepat, alurnya mudah diikuti dan

    Aku adalah salah satu orang yang menyukai film aksi dengan tokoh utamanya wanita. Semua film aksi dengan tokoh utamanya wanita pasti aku tonton, jadi saat film ini dirilis di Netflix, ya ga pake pikir, langsung tancap gas saja. Lokasi cerita terjadi di Jepang, sehingga menambah menarik nuasa filmnya yang berlatarbelakang kota Tokyo di malam hari dengan lampu-lampu neonnya, perang antar geng, penggunaan pedang samurai, pakaian kimono, minka atau rumah tradisional Jepang sekaligus gang-gang kumuhnya. Ceritanya berkisah tentang seorang wanita pembunuh bayaran, bernama Kate (Mary Elizabeth Winstead) yang diracun saat menjalani tugas membunuh seorang bos Yakuza, merasa operasinya terbongkar, maka Kate mencari siapa yang mengkhianati dan meracuninya sedang ia hanya memiliki waktu 24 jam sebelum racun itu membunuhnya. Sejak awal cerita ini bergulir, baku hantam sudah menjadi menu utamanya. Plot cerita mudah diikuti, dialognya pun tidak rumit, mengalir begitu saja. Pacenya cepat dengan kor