PATAH


“Lalu apa yang terjadi ketika terdengar suara patah di dalam hati?apa yang akan kamu lakukan?
Aku baru saja mendengarnya dari dalam sini, baru saja”….aku menunjuk ke dadaku sedikit kesal, lalu menatap wajahnya, menanti jawaban dari bibirnya yang diam saja dari tadi.

Tangannya mencoba menggapai hatiku, percuma saja. Aku menghindari tangannya. “Katakan saja padaku bagaimana untuk membiasakan diri di esok hari menyadari kalau hal hal yang biasa kita lakukan tidak ada lagi”….kamu masih diam saja. Aku berdiri di hadapan dirinya, yang gelisah menatap mataku.

"Katakan saja padaku bagaimana aku harus bersikap baik baik saja sedangkan aku merasakan sebuah lubang di sini”…aku menunjuk nunjuk dadaku lagi. Matanya menatap dadaku, seakan mencoba melihat ke dalam seberapa parah patahnya, tangannya mencoba menyentuh hatiku lagi. Aku mundur beberapa langkah, menghindari tangannya sambil terus menatapnya.

“Katakan saja padaku bagaimana kamu bisa melalui malam malam dan tidur nyenyak selagi kamu tahu bahwa hatimu telah patah”….tak terdengar jawaban dari bibirnya. Seperti yang tidak mendengar apa yang aku bicarakan, tapi matanya memperhatikan. “Aku pikir kita baik baik saja’..lirih aku melanjutkan percakapan, “Aku sudah melihat kamu menangis, aku sudah melihat kamu tertawa, aku sudah berbagi mimpiku, aku sudah memeluk kamu disaat tertidur “….


Aku menarik nafas dan melepasnya, lalu mulai meracau lagi “Aku sudah tahu kamu, aku sudah hapal bau harum tubuh kamu, aku sudah tahu luka kamu dan kita sudah berbagi semua rasa takut kita, tapi sepertinya itu tidak cukup buat kamu”. Sekarang aku tidak berharap dia akan menjawab, karena dia masih diam saja.  “Sangat memalukan, hanya aku yang merasakan cinta ini tulus dan berharap kamu merasakannya juga, padahal tidak, aku tau kamu kecewa tapi haruskah aku merasa bersalah dengan tidak bisa memberikan apa yang kamu inginkan?"


“Kamu bisa menghancurkan mimpi kita, tapi tidak ketulusanku yang akan tetap tertinggal, sekarang kamu sudah memutuskan untuk meninggalkan aku….pergilah, carilah seseorang yang bisa merubah hidup kamu, menyempurnakan hidup kamu, bukan orang yang hanya bisa memberi kamu hubungan saat ini saja seperti aku, pergilah, aku mengerti….biarkan saja aku disini, aku akan tetap menyimpan patahan hati ini, yang tetap mencintai kamu, aku akan menjaganya kalau kalau suatu hari nanti kamu kembali”.
 
Bola matanya bergetar menahan air yang akan keluar dari ujung matanya. Perlahan wajahnya beringsut ingsut memudar lalu menghilang dari hadapanku. Bayangan dirinya menghilang, lenyap. Wajah terakhir yang akan aku ingat entah sampai kapan. Setitik rasa hangat itu muncul, hangat yang pasti, terbendung lalu meleleh pelan mengalir di pipi. 




Crack! Suara patah itu terdengar dan terasa sakit lagi di hati. Lalu apa yang akan terjadi?aku tidak tahu......





26 Januari 2014,
Without the night, this must be so much easier.
I’ll be fine without the night.
By Ken Fauzy 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mr. Zoo, New Trial, The Man Inside Me, Sunny, The Swindlers

Hitman Agent Jun, A Hard Day, My Girlfirend is An Agent, Show Must Go On,Montage