SRI ASIH (2022) SUPERHERO PEREMPUAN PERTAMA INDONESIA SUDAH DATANG!

Ini review jujur dari gue sebagai penikmat film berdasarkan apa yang gue lihat dan rasakan saat menonton filmnya, mungkin ada yang ga setuju dengan review gue ini, ya silakan.

Jadi, nonton Sri Asih ini adalah momen yang gue tunggu-tunggu sejak lama. Gue datang ke bioskop tanpa berekspektasi apalagi ingin membandingkan dengan film-film sejenisnya – film superhero terutama produksi Marvel dan DC – gue nonton hanya ingin menikmati film ini saja. Ini komik yang sering gue baca saat gue sekolah dulu, sekarang gue pengen lihat dalam wujud aslinya, udah cuma itu yang ada dalam kepala gue.  

Melupakan film lain dan masuk ke dalam jalan cerita film yang gue tonton, adalah salah satu resep gue dalam menikmati sebuah film. Maka setelah gue nikmati film ini sampai selesai, gue sampai di pertanyaan, “Hah, film apa ini?!” Dan sekaligus gue punya jawabannya, “Ini film superhero cewek Indonesia yang bagus banget!” Ga berlebihan gue bilang begitu, berangkat dari imajinasi gue saat membaca komiknya dan diwujudkan menjadi sebagus ini, gue sih terpuaskan ya. Bravo Mbak Upi Rocks sebagai director-nya!

Bayangan gue akan Sri Asih juga pas banget dibawakan oleh Pevita Pearce. Gokil lihat Pevita di scene saat ditasbihkan menjadi Sri Asih lalu menari. Pevita pastinya bekerja keras untuk memerankan tokoh ini terutama dalam membangun fisiknya. Tidak hanya itu, Pevita juga berhasil mengeluarkan karisma dirinya saat berkostum Sri Asih tapi tampil sebagai perempuan biasa saat menjadi Alana. Love ❤ pake pisan deh Teh Pevita! Oya, kostum Sri Asihnya pun keren.

Tehnik CGI-nya ga malu-maluin, buat gue ini termasuk yang terbaik di film Indonesia. Secara keseluruhan film ini bagus banget. Menurut gue ini akan menjadi tonggak film pertama superhero perempuan Indonesia dengan standar tinggi. Film ini juga akan menjadi pembuka jalan bagi film-film superhero perempuan Indonesia berikutnya, tapi bukan berarti film ini ga ada kekurangannya.

Buat gue, jalinan cerita film ini terasa terburu-buru ya. Seperti pengen klimaks aja gitu ga pake pemanasan. Kita ga diajak untuk menyelami beberapa karakter utama dengan latar belakangnya, karakter Djatmiko misalnya, atau ini akan dijelasin di film selanjutnya? Ya kelamaan sih kalau gitu. Cerita peralihan saat Alana menjadi Sri Asih juga begitu singkat, perubahannya seakan mendadak. Akan menyenangkan kalau kita bisa melihat dulu bagaimana Alana menyesuaikan dirinya dengan kekuatan supernya yang baru, setelah itu kita diperkenalkan oleh kekuatan-kekuatan yang dimiliki Sri Asih setelah itu baru deh Sri Asih tancap gas memberantas kejahatan hehehe.

Kenapa gitu? Karena ga semua orang yang datang nonton itu sudah pernah baca komiknya atau sudah baca profilnya di situs Bumi Langit atau sudah tahu apa saja kekuatan yang dimiliki Sri Asih. Contohnya anak gue yang masih SD, dia ga pernah tahu soal Sri Asih ini, gue ingin tahu reaksi dan kasih kejutan buat dia kalau Indonesia itu juga punya superhero perempuan yang ga kalah sama Wonder Woman. Setelah nonton dia nanya, “Kok tahu-tahu Sri Asih bisa jadi banyak sih?”, “Itu selendang kok bisa gitu?” Nah.

Ga itu aja, nuansa filmnya sejak Gundala sampai Sri Asih ini kok masih terasa agak-agak film horor ya buat gue. Sepintas berasa film Pengabdi Setan hehehe. Gue ga anti film horor cuma bosen aja kebanyakan film horor wkwkwk, apa mungkin karena melihat film Indonesia yang laku banyakkan film horor jadi sengaja dibuat agak-agak bernuansa horor kali ya. Tapi ini pertanyaan serius, apakah film garapan Bumi Langit ini ke depannya akan selalu berwarna gelap? Apakah harus selalu dibikin bernuansa “mistis” begitu? Yah semoga di film-film Bumi Langit lainnya bisa lebih cerah kali ya. Kekurangannya yang lain, beberapa adegan pertarungan masih terlihat seperti lagi latihan, mohon maaf nih hehehe, begitu pun dengan beberapa dialog yang kaku. Terlepas dari itu semua, film ini bagus banget.

Film ini diperankan banyak bintang tenar Indonesia dan beberapa muncul memberi kejutan penampilan. Soal akting? Pevita Pearce jadi yang paling juara. Reza Rahadian dan Christine Hakim jangan ditanya. Surya Saputra udah pas banget meranin karakternya. Sayang Dimas Anggara kok kayak yang cringe gitu ya tapi yang mencuri perhatian sih buat gue itu penampilan Jefri Nichol dan Randy Pangalila. Mereka berdua memberi nilai tambah seru buat film ini.

 Jadi, ga peduli apa kata lo soal film ini, yang jelas gue jatuh hati sama Pev ... eh sama Sri Asih! Apakah lo mau suka atau engga sama Sri Asih, ga masalah, karena setiap kedatangan seorang superhero memang selalu dibarengi pro dan kontra bukan? Itu mah hal yang biasa, tapi yang jelas superhero perempuan pertama Indonesia sudah datang! Dan namanya Sri Asih!

Gue akan tunggu episode Sri Asih berikutnya dan gue pasti akan nonton lagi film-film superhero Indonesia lainnya karena gue udah ga sabar mau lihat superhero-superhero Indonesia ini berdiri bareng-bareng sambil mengangkat tinggi-tinggi bendera merah putih nantinya! Maju terus film superhero Indonesia! 


Rating : 7,8 / 10.




LIHAT TRAILER










 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PATAH

Mr. Zoo, New Trial, The Man Inside Me, Sunny, The Swindlers

Hitman Agent Jun, A Hard Day, My Girlfirend is An Agent, Show Must Go On,Montage