ELVIS (2022) HAS LEFT BUILDING LADIES AND GENTLEMAN
Sebuah
film tentang Elvis “The King Of Rock n Roll” Presley dari sudut pandang sang
manajer, Kolonel Tom Parker. Bukan sebuah film yang menceritakan perjalanan
karier Elvis secara gamblang tapi memperlihatkan poin-poin penting dalam hidup
Elvis yang merubahnya dari masa ke masa juga sedikit membongkar perseteruan
antara Elvis dan sang manajer.
Dimulai
dari masa awal ketika Elvis kecil mulai menyukai musik dan menyadari kalau
musik ada dalam dirinya saat melihat penyanyi-penyanyi berkulit hitam di
lingkungannya dan di gereja. Berlanjut pada masa remaja, saat Kolonel menemukan
Elvis dan menjadikannya bintang dalam panggung sirkusnya. Terus berjalan pada
masa, Kolonel dan Elvis mulai masuk ke dunia musik profesional sampai Elvis
menjadi terkenal di seantero Amerika. Masuk lagi ke dalam masa saat Elvis
dicekal pemerintah tidak boleh tampil di televisi nasional karena goyangan rock
‘n’ roll-nya yang membuat histeris banyak wanita dianggap cabul serta berakar pada
budaya kulit hitam, yang saat itu budaya dari orang-orang kulit hitam dianggap
rendah. Melihat ini aku jadi ingat Mbak Inul dengan goyangan ngebornya yang
sempat menghebohkan pertelevisian nasional.
Di
masa pencekalan itu, Elvis diperintahkan ikut wajib militer, hal ini membuat
sang ibu bersedih, depresi dan akhirnya meninggal. Elvis terpukul, di sinilah
kita melihat sisi kesedihan dari seorang Elvis. Setelah itu berturut-turut
masuk ke masa-masa; romansa Elvis dengan Priscilla Presley sampai punya anak
Lisa Marie, penurunan pamor Elvis karena bermunculan bintang-bintang rock baru
seperti The Beatles, Rolling Stone, dst. Pamor Elvis yang menanjak lagi di Las
Vegas, sikap Elvis saat Bob Kennedy dan Dr. Martin Luther King ditembak dan di
adegan ini Elvis menyanyikan sebuah lagu untuk menunjukkan sikapnya terhadap
kondisi Amerika saat itu meski ia dilarang menyanyikannya dan momen ini bikin
kita rispek sama Elvis. Kemudian perseteruannya dengan sang manajer yang ternyata
menipu dirinya setelah memanfaatkan kepopulerannya habis-habisan serta masa
akhir di mana Elvis yang telah bercerai dengan Priscilla semakin tergantung
pada obat-obatan hingga ditemukan tewas.
Alur film ini bergerak cepat dengan editing yang mumpuni, pergantian adegan ke adegan begitu enak dilihat. Alur yang bergerak maju mundur juga tidak bikin pusing malah membuat penonton jelas dengan apa yang terjadi pada Elvis di setiap masanya itu. Tone warna juga disesuaikan dengan masanya. Tone warna di masa tahun 50-an akan berbeda dengan tone warna di masa tahun 60-an dan 70-an, Ini membuat kita bisa melihat perubahan Elvis dari masa ke masa, keren banget. Setting lokasi, backsongs, wardrobe, make up dan artistik juga saling menunjang, tidak ada yang sia-sia di film ini.
Yang
terakhir tapi yang paling penting adalah, aktor-aktor yang memerankannya. Tom
Hanks sebagai Kolonel Tom Parker sukses membuat kita kesal dan gemas melihat
dia mengeksploitasi sang raja, tapi siapa sih yang ga kebawa dengan setiap
peran yang dimainkan oleh Kakek Tom yang hebat ini. Austin Butler luar biasa
sebagai Elvis, aku sampai tepuk tangan sendiri melihat aktingnya yang
bener-bener jos. Cara bicaranya yang berat khas Elvis, goyangan rock n roll-nya,
cara berjalannya dan tatapan matanya, total banget. Kita seperti melihat Elvis
hidup lagi dan memerankan dirinya sendiri di film ini! Olivia De Jonge sebagai
Priscilla, berhasil mengimbangi akting Butler. Sutradara Baz Luhrmann juga
patut diberi applaus dengan membuat
film ini lebih dari sekadar film biography, dua setengah jam kita dibuat ga bosan menonton film ini.
Ini sebuah tontonan wajib bagi penggemar Elvis Presley dan orang-orang yang menyukai musik, sama sekali tidak mengecewakan.
Rating : 8 / 10
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah membaca. Semoga harimu baik dan senang.